Orang-orang pernah bertanya padaku tentang luka. Aku hanya tersenyum. Apa yang harus kuceritakan tentang luka?
Apakah itu kecewa? Patah hati? Apakah yang mereka harapkan dari jawabanku?
Pertanyaan ini mengusik hatiku, mengetuk daun pintu nurani. Oh, ternyata di sana segala luka memiliki
tempatnya sendiri. Saat kutelusuri,
ternyata semua luka telah kualami, kecuali satu. Ya, bersamamu telah kulalui segala luka. Kau yang membuatku terluka, pun kau yang
mengajarkanku untuk tak pernah bersemayam dalam duka.
Orang-orang juga pernah bertanya padaku tentang
bahagia. Aku kembali tersenyum. Apa yang harus kuceritakan tentang bahagia?
Apakah itu terharu? Sukacita? Apakah yang mereka harapkan dari jawabanku?
Pertanyaan ini kembali membawaku menyusuri setiap inci hati. Oh, ternyata di sana semua elemen kebahagiaan
menempati singgasananya masing-masing.
Aku terus menelusuri ruang hati di mana semua tempat kebahagiaan telah
terisi, kecuali satu. Ya, bersamamu
telah kulewati seluruh bahagia. Kau yang
membuatku bahagia, pun kau yang memberi tahu bahwa tak ada bahagia yang
sempurna.