Aku tak pernah mengira akan bertemu denganmu ketika baru saja aku
melepaskannya. Saat itu, kala aku telah benar-benar merelakannya pergi bersama
sosok yang dicintainya, yang mampu membuatnya lebih bahagia daripada aku, kau
melintas tak beberapa lama kemudian. Aku yang baru saja melepaskan kesempatan
untuk kembali bersamanya, justru dipertemukan denganmu yang entah siapa. Aku
telah membulatkan tekad untuk tidak lagi memiliki asa walau sebesar atom
kepadanya. Aku sudah tak lagi berharap meski akan terus mencintainya.
Ketika
dia telah berjalan meninggalkanku yang masih berdiri menata hati, seraut wajah
kutangkap melintas, membuat mataku membulat tak percaya. Kau menoleh ke arahku,
tersenyum, seperti sudah begitu lama mengenalku. Kala itu, aku justru mematung.
Kau dengan mata dan senyum sehangat mentari, datang tepat waktu, ketika hujan
badai baru saja berlalu, ketika hati ini sudah seperti debu yang siap ditiup terbang kapan saja. Kau bukan pelangi yang
memberi keindahan dengan tujuh warnanya yang khas. Kehadiranmu benar-benar
menghangatkan, tepat seperti hari pertama musim semi setelah musim dingin yang
membekukan.
Baca selengkapnya di buku Terhubung Semesta
Pemesanan hubungi line: @ecn9022n
atau kirim pesan melalui Instagram: KoniginDerRosen
No comments:
Post a Comment