Saturday, 23 December 2017

Mata dan Senyum Sehangat Mentari

            Aku tak pernah mengira akan bertemu denganmu ketika baru saja aku melepaskannya. Saat itu, kala aku telah benar-benar merelakannya pergi bersama sosok yang dicintainya, yang mampu membuatnya lebih bahagia daripada aku, kau melintas tak beberapa lama kemudian. Aku yang baru saja melepaskan kesempatan untuk kembali bersamanya, justru dipertemukan denganmu yang entah siapa. Aku telah membulatkan tekad untuk tidak lagi memiliki asa walau sebesar atom kepadanya. Aku sudah tak lagi berharap meski akan terus mencintainya.
            Ketika dia telah berjalan meninggalkanku yang masih berdiri menata hati, seraut wajah kutangkap melintas, membuat mataku membulat tak percaya. Kau menoleh ke arahku, tersenyum, seperti sudah begitu lama mengenalku. Kala itu, aku justru mematung. Kau dengan mata dan senyum sehangat mentari, datang tepat waktu, ketika hujan badai baru saja berlalu, ketika hati ini sudah seperti debu yang siap ditiup terbang kapan saja. Kau bukan pelangi yang memberi keindahan dengan tujuh warnanya yang khas. Kehadiranmu benar-benar menghangatkan, tepat seperti hari pertama musim semi setelah musim dingin yang membekukan.





Baca selengkapnya di buku Terhubung Semesta
Pemesanan hubungi line: @ecn9022n
atau kirim pesan melalui Instagram: KoniginDerRosen

No comments:

Post a Comment

THEME BY RUMAH ES