Terima kasih telah lahir.
Kelahiranmu di dunia ini menjadi sebuah anugerah bagiku meski saat itu, berlari
pun mungkin aku belum pandai. Tentu, saat itu, tak pernah kutahu bahwa suatu
hari, ada dirimu di luar sana yang membuatku ingin terus berlari, ke mana pun,
ke tempat kau berada.
Tak pernah pikirku mengira bahwa kau
yang lahir di kota antah berantah, sosok asing yang sungguh tak kuketahui rekam
jejaknya, menjadi seseorang yang begitu berarti di dunia ini. Kau bahkan
membuatku ingin membangun sebuah kota yang di dalamnya hanya ada kita, tanpa
satu orang asing pun yang menyertai. Hanya kita dalam sebuah kota baru demi
satu. Kau membuatku ingin menjalani hidup berdua dan merekam segala jejak yang
kita tinggalkan bersama.
Terima kasih kau telah hadir.
Kehadiranmu di dalam hidupku telah mengubah segalanya. Dalam dunia yang hanya
putih dan hitam, kau menjadi kelabu yang membuatku mampu meleburkan batas
pandang. Kau dengan kasih yang bersemayam dalam dada, membuatku mampu melihat
lebih jelas, tak lagi memandang sebelah mata. Apalagi, menjadi buta seperti
yang orang-orang tuduhkan pada sebuah rasa bernama cinta.
Tak pernah benakku menyangka bahwa
kau yang hadir di hidup orang lain, sosok lain yang tak pernah kukenali
jiwanya, menjadi seseorang yang begitu berharga di hidup ini. Kau membuatku
mengerti bahwa segala yang terjadi dalam hidup bukanlah sebuah kebetulan,
melainkan rencana indah Tuhan, takdir yang tak terbantahkan. Kepada Tuhan aku
menyebut namamu diam-diam hingga Dia menjadikanmu nyata kemudian, bukan hanya
khayalan.
Terima kasih kau telah mampir. Pada
akhirnya, kau menyingkir, membuatku melepasmu dengan perasaan getir. Terasa seperti
disambar petir, tetapi apa yang bisa kulakukan ketika bahkan aku tak mampu
lebih jauh berpikir? Segalanya telah berakhir. Takkan lagi ada dirimu. Takkan
lagi ada tawamu. Takkan lagi ada senyummu. Takkan lagi ada sepasang matamu yang
lekat menatapku tanpa pernah jemu. Takkan lagi ada kau yang mencintai diriku
seperti dulu.
Terima kasih kuucapkan kepadamu,
yang telah mengetahuiku lebih dulu ketika aku bahkan tak tahu kita ada di
tempat yang sama. Mungkin kala itu memang belum saatnya kita bertemu dan
bertegur sapa.
Terima kasih kuucapkan kepadamu,
yang telah menetap di sini, urung tinggal di tempat kau seharusnya menjalani
hari demi hari. Kau memilih untuk terus di sini meski harus melawan kehendak
mereka. Kau membuatku percaya bahwa mungkin saja ada masa depan untuk kita.
Terima kasih kuucapkan kepadamu,
yang telah menjadikanku cinta pertamamu, cinta yang mengisi jiwa dan hatimu
untuk kali pertama. Meskipun bukan aku yang menjadi cinta terakhirmu,
setidaknya aku telah menjadi yang pertama, yang takkan pernah kaulupa. Semoga,
semoga saja, aku telah berhasil menunjukkan sejatinya cinta.
Terima kasih kuucapkan kepadamu,
yang telah mengukir kisah bersamaku, bermimpi serta berjuang mewujudkannya
denganku. Walaupun pada akhirnya kita menyadari bahwa segalanya cukup sampai di
sini, sedikit dan sedetik pun tak pernah ada yang kusesali.
Terima kasih kuucapkan kepadamu,
yang menginginkan kebahagiaanku selalu. Kita adalah sepasang insan yang selalu
mengharapkan satu hal sama, andai kautahu. Tak ada yang terpenting selain
kebahagiaan satu sama lain.
Terima kasih kuucapkan kepadamu,
yang kembali menjadi sosok asing, menjadikan kita kembali hidup dengan cara
masing-masing tanpa merasa terasing. Untuk segala yang telah terjadi, yang telah
melekat di hati, yang telah merekat kuat dalam ingatan, terima kasih sungguh
kuucapkan. Kepada dirimu yang telah berbahagia, aku dari antah berantah sengaja
kembali ke tempat kita melukis kenangan untuk mengatakan: terima kasih telah
lahir dan hadir.
No comments:
Post a Comment