Monday, 12 August 2019

Terima Kasih Kuucapkan


            Terima kasih telah lahir. Kelahiranmu di dunia ini menjadi sebuah anugerah bagiku meski saat itu, berlari pun mungkin aku belum pandai. Tentu, saat itu, tak pernah kutahu bahwa suatu hari, ada dirimu di luar sana yang membuatku ingin terus berlari, ke mana pun, ke tempat kau berada.


            Tak pernah pikirku mengira bahwa kau yang lahir di kota antah berantah, sosok asing yang sungguh tak kuketahui rekam jejaknya, menjadi seseorang yang begitu berarti di dunia ini. Kau bahkan membuatku ingin membangun sebuah kota yang di dalamnya hanya ada kita, tanpa satu orang asing pun yang menyertai. Hanya kita dalam sebuah kota baru demi satu. Kau membuatku ingin menjalani hidup berdua dan merekam segala jejak yang kita tinggalkan bersama.
            Terima kasih kau telah hadir. Kehadiranmu di dalam hidupku telah mengubah segalanya. Dalam dunia yang hanya putih dan hitam, kau menjadi kelabu yang membuatku mampu meleburkan batas pandang. Kau dengan kasih yang bersemayam dalam dada, membuatku mampu melihat lebih jelas, tak lagi memandang sebelah mata. Apalagi, menjadi buta seperti yang orang-orang tuduhkan pada sebuah rasa bernama cinta.
            Tak pernah benakku menyangka bahwa kau yang hadir di hidup orang lain, sosok lain yang tak pernah kukenali jiwanya, menjadi seseorang yang begitu berharga di hidup ini. Kau membuatku mengerti bahwa segala yang terjadi dalam hidup bukanlah sebuah kebetulan, melainkan rencana indah Tuhan, takdir yang tak terbantahkan. Kepada Tuhan aku menyebut namamu diam-diam hingga Dia menjadikanmu nyata kemudian, bukan hanya khayalan.
            Terima kasih kau telah mampir. Pada akhirnya, kau menyingkir, membuatku melepasmu dengan perasaan getir. Terasa seperti disambar petir, tetapi apa yang bisa kulakukan ketika bahkan aku tak mampu lebih jauh berpikir? Segalanya telah berakhir. Takkan lagi ada dirimu. Takkan lagi ada tawamu. Takkan lagi ada senyummu. Takkan lagi ada sepasang matamu yang lekat menatapku tanpa pernah jemu. Takkan lagi ada kau yang mencintai diriku seperti dulu.
            Terima kasih kuucapkan kepadamu, yang telah mengetahuiku lebih dulu ketika aku bahkan tak tahu kita ada di tempat yang sama. Mungkin kala itu memang belum saatnya kita bertemu dan bertegur sapa.
            Terima kasih kuucapkan kepadamu, yang telah menetap di sini, urung tinggal di tempat kau seharusnya menjalani hari demi hari. Kau memilih untuk terus di sini meski harus melawan kehendak mereka. Kau membuatku percaya bahwa mungkin saja ada masa depan untuk kita.


            Terima kasih kuucapkan kepadamu, yang telah menjadikanku cinta pertamamu, cinta yang mengisi jiwa dan hatimu untuk kali pertama. Meskipun bukan aku yang menjadi cinta terakhirmu, setidaknya aku telah menjadi yang pertama, yang takkan pernah kaulupa. Semoga, semoga saja, aku telah berhasil menunjukkan sejatinya cinta.
            Terima kasih kuucapkan kepadamu, yang telah mengukir kisah bersamaku, bermimpi serta berjuang mewujudkannya denganku. Walaupun pada akhirnya kita menyadari bahwa segalanya cukup sampai di sini, sedikit dan sedetik pun tak pernah ada yang kusesali.
            Terima kasih kuucapkan kepadamu, yang menginginkan kebahagiaanku selalu. Kita adalah sepasang insan yang selalu mengharapkan satu hal sama, andai kautahu. Tak ada yang terpenting selain kebahagiaan satu sama lain.
            Terima kasih kuucapkan kepadamu, yang kembali menjadi sosok asing, menjadikan kita kembali hidup dengan cara masing-masing tanpa merasa terasing. Untuk segala yang telah terjadi, yang telah melekat di hati, yang telah merekat kuat dalam ingatan, terima kasih sungguh kuucapkan. Kepada dirimu yang telah berbahagia, aku dari antah berantah sengaja kembali ke tempat kita melukis kenangan untuk mengatakan: terima kasih telah lahir dan hadir.

No comments:

Post a Comment

THEME BY RUMAH ES