Di bumantara tak henti mengembara
Silih sapa salam yang membelantara
Hening tak terdengar, tak bersuara
Tak terjamah, tak terjelma aksara
Silih sapa salam yang membelantara
Hening tak terdengar, tak bersuara
Tak terjamah, tak terjelma aksara
Adakah kepadamu mengetuk sanubari?
Satu dasawarsa melangit senyap, sunyi
Benarkah derau dibawa bayu dan sampai?
Mungkin serupa dengan awan yang kemari
Satu dasawarsa melangit senyap, sunyi
Benarkah derau dibawa bayu dan sampai?
Mungkin serupa dengan awan yang kemari
Bilamana berjumpa yang tak terbaca
Manakala bersua yang tak terucapkan
Layaknya segala pernah, suatu waktu
Akankah kita bertemu dan awali baru?
Tidak akan pernah kecewa aku, terlebih bosan
Menerbangkan angan yang sanggup membuana
Menuju jauh tak tersentuh, dekat tanpa lekat sekat
Hingga suatu hari, daun takdir jatuh pelan, perlahan
Ada yang mengganjal di dalam diri kita, bukan?
Apakah itu, yang diam menyelusup tanpa sadar?
Benarkah ruang tertembus setelah sekian lama?
Jawaban kita, apakah sama—yang tak terkatakan?
No comments:
Post a Comment