Pulang, engkau sudah, ke rumah yang selama ini membuatmu nyaman hingga pada yang lain meninggalkan. Sungguhkah semua habis tertinggal? Tidakkah kausadari masih ada yang tersisa—di antara kita? Lihat baik-baik ke dalam dirimu, benarkah sudah tak ada setitik pun aku? Amati dengan saksama lubuk hatimu, apakah setiap incinya bukan lagi untukku? Berbincanglah dengan semurni jiwamu, siapakah sebenarnya yang membuatmu merasa lengkap?
Kita mungkin sudah selesai, kisah
kita telah berakhir, tetapi masih ada yang kusangsikan; perihal khayal.
Sepertinya di luasnya langit, masih ada sisa-sisa angan yang dahulu kita coba
terbangkan. Begitu pun di kedalaman lautan, buih-buih asa belum menabrak karang.
Kepada bulan jua kita pernah mengutarakan rindu, menitipkan salam agar sendiri
tak berarti sepi.
Khayal tentangmu, tak bisa
kumungkiri, membayang di kehidupanku kendatipun aku bersusah payah menghilang. Semua
tentang kita memang hanya patut dikenang, bukan diulang, tetapi bilamana bisa,
mungkinkah terbuang? Dalam dirimu, khayal tentangku, apakah juga masih
terngiang-ngiang? Sampai kapan kita akan terus dihantui bayang-bayang yang mengikat
tanpa tahu bahwa kita sudah hidup saling berseberang?