Mengapa di kehidupan yang hanya
satu kali ini, aku tak bisa berakhir denganmu? Sudah aku mengagumimu dari kejauhan.
Sudah aku menyimpan perasaan ini rapat-rapat. Namun, seperti hujan yang
tiba-tiba turun ketika langit sedang cerah, kau memasuki hidupku dengan warna-warni
dan senyum yang membuat mentari merasa tersaingi. Kemarau yang tak kusukai telah
tersapu bersih sejuk hadirmu.
Melihat kembali ke belakang, kau adalah satu-satunya yang abadi dikenang. Umpama rumah tempat tumbuh dan berkembang, kau menjadi yang kuingat saat mendengar kata “pulang”. Membayangkanmu bersanding dengan yang lain benar-benar membuatku pecah berkeping-keping. Di kehidupan yang hanya satu kali ini, hanya ada kau, tiada lain lagi. Lebih baik kuucap selamat tinggal sejak awal agar kita tak harus bersusah payah menghadapi perpisahan.
Andai ada suatu cara untuk menyampaikan
semua perasaanku padamu, mungkin kita bisa lebih saling memahami. Ternyata di
kehidupan yang hanya satu kali ini, aku hanya perlu jatuh cinta satu kali—kepadamu.
Tidak ada yang bisa lebih kucintai daripadamu. Tidak ada yang membuatku
terjatuh dan bangkit lagi hanya untuk kembali melihatmu baik-baik saja, selain
perasaan ini. Orang bilang cinta bisa membunuh, membuat tak berdaya dan hidup
berantakan.
Kautahu? Cintaku padamu, menghidupkan.
Cintamu padaku, menguatkan. Bahkan, jika aku harus menghadapi hidup tanpamu,
semua akan baik-baik saja karena cinta ini begitu cukup—untuk kita berdua. Aku melanjutkan
hidup dengan sebaik mungkin, kau pun demikian. Kau akan selalu menjumpai
kebahagiaan. Tidak peduli apa pun, di kehidupan yang hanya satu kali ini,
kebahagiaanmu adalah satu yang paling kuharapkan.
Kini, setelah kita tidak saling
memandang, suaramu menjadi jalan pulang; selalu terngiang-ngiang. Kapan pun aku
merasa tersesat dan mencari tempat pulang, yang perlu kulakukan hanya menyelami
diri sendiri; di sana kau tak pernah hilang. Tak kupedulikan apa yang
orang-orang bilang karena kita pernah sama-sama berjuang. Jika kehidupan ini
bisa diulang, aku akan mengagumimu berulang-ulang meskipun tahu bukan ke rumah
yang sama kita akan pulang. Di kehidupan yang hanya satu kali ini, hatiku akan
mencintaimu berkali-kali, sampai tak lagi ada ruang.
No comments:
Post a Comment